Hubungan anemia dan status gizi
Kejadian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah, atau konsentrasi Hb di bawah batas normal yang ditetapkan, sehingga mengakibatkan terganggunya kapasitas darah untuk mengangkut oksigen di sekitar tubuh (WHO, 2017). Data yang tertulis dalam tabel 4.2 menunjukkan dari 127 orang responden, ada 13 orang diantaranya mengalami anemia (10,2%) dan selebihnya yaitu 114 orang (89,8%) tidak mengalami anemia. Prevalensi anemia pada remaja putri MTsN Barito Utara yang hanya 10,0 %, menurut De Benoist (2008) termasuk dalam masalah kesehatan masyarakat tingkat ringan artinya prevalensi ini belum mencapai atau melampaui batas kategori sebagai masalah.
Hal ini sejalan dengan ketetapan yang dibuat oleh Kemenkes (2013) yang mengkategorikan anemia menjadi sebuah masalah bila prevalensinya mencapai ≥20,0%. Situasi ini merupakan sebuah hal yang cukup baik melihat prevalensi yang tidak anemia jauh lebih banyakdibandingkan dengan yang anemia. Peneliti menemukan bahwa penyebab responden mengalami anemia salah satunya adalah mengalami menstruasi setiap bulannya namun lebih banyak dikarenakan pola diet yang keliru, dan kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji.
Kebiasaan Sarapan
Dari hasil jawaban 127 responden berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan menunjukkan bahwa lebih banyak siswi yang biasa melakukan sarapan yakni sebanyak 123 orang (96,8%) dan hanya 4 orang yang tidak biasa melakukan sarapan (3,2%). Keadaan ini dapat dikatakan sangat baik karena dengan adanya sarapan dapat membekali tubuh dengan zat gizi yang diperlukan untuk berfikir, bekerja, dan melakukan aktifitas fisik secara optimal setelah bangun pagi. Bagi anak sekolah sarapan yang cukup terbukti dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina.
Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia
Responden yang diteliti berjumlah 127 orang. didapatkan 13 orang (10,2%) responden mengalami anemia, sedangkan 114 responden (89,8%) lainnya tidak mengalami anemia. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang anemia masuk dalam kategori IMTyang berbeda-beda sesuai dalam tabel 4.5. 10 orang siswi (76,9%) diantaranya tergolong ke dalam IMT kurus, sedangkan 2 orang (15,4%) memiliki IMT normal, dan ada 1 orang siswi yang mengalami anemia dari IMT gemuk (7,7%).
Komentar
Posting Komentar